Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Dunia sepakbola Indonesia berduka. Pelatih Persewangi Banyuwangi sekaligus legenda PSM Makassar Syamsuddin Batola meninggal dunia usai mengalami kecelakaan
Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak menaruh kewaspadaan penuh terhadap performa Malut United dalam lanjutan Liga 1
Laga seru di babak penyisihan grup B dalam Piala AFF 2024 mempertemukan Timnas Indonesia dengan Laos berakhir mengejutkan. Diketahui pertandingan berlangsung di Solo
Persib Bandung menjaga konsistensinya dengan terus mempertahankan rekor tak terkalahkan hingga pekan ke-13 Liga 1,
Akun suporter Malaysia menyindir timnas Indonesia usai bersusah payah menang saat melawan Timor Leste di Piala AFF 2024, Timor Leste Sempat unggul di Babak Pertama
Pengamat sepakbola Kesit Budi Handoyo menyayangkan hasil imbang 3-3 yang didapatkan Timnas Indonesia melawan Timnas Laos
Pelatih, Shin Tae-yong (STY) kesal usai Timnas Indonesia ditahan imbang Timnas Laos dalam matchday kedua Grup B Piala AFF Kamis, 12 Desember 2024.
Pelatih Malut United, Imran Nahumarury, menyatakan kesiapan timnya untuk menghadapi Persib Bandung di laga pekan ke-14 Liga 1
Timnas Indonesia imbang 3-3 dengan Laos di ASEAN Cup 2024. Media Vietnam menyoroti kelemahan mendasar Timnas Indonesia yang dianggap kurang matang dan minim pengalaman.
Indonesia sukses menjuarai Piala Dunia Gim Elektronik Sepakbola FIFA atau FIFAe World Cup 2024 untuk kategori konsol
Hasil Imbang Lawan Laos, Shin Tae-yong Minta Maaf ke Suporter Timnas
Laos berhasil meraih satu poin dalam laga kedua Grup B Piala AFF 2024 usai menahan imbang Timnas Indonesia. Ini kata pelatih Laos dan strikernya yang berusia 17 tahun.
Jelang Hadapi Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia, Timnas Indonesia Gelar Latihan Perdana | Liputan 6 Sport
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Sepanjang sejarah sepak bola, rivalitas Indonesia dan Malaysia memang selalu menggelora. Perang dingin yang terus berjalan terawat di benak masing-masing pendukung hingga setengah abad lamanya.
Imbasnya, rivalitas tidak hanya berlangsung selama 90 menit saja. Melainkan turut terbawa ke luar lapangan dan kerap membuat suasana semakin memanas.
Bahkan, dalam dua pertemuan terakhir, suporter kedua kesebelasan ini selalu terlibat perseteruan usai berakhirnya pertandingan. Seperti yang terjadi pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, dimana kedua suporter terlibat saling ejek, hingga adu mulut pasca peluit pertandingan berakhirnya laga dibunyikan.
Pada leg pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), perseteruan dimulai kala Harimau Malaya mampu menyamakan kedudukan. Waktu itu, Syafiq Ahmad berhasil membobol gawang skuat Garuda pada menit ke-66 dan menyamakan skor menjadi 2-2.
Tak mau kalah di rumah sendiri, SUGBK yang dipenuhi oleh ribuan suporter, terus menyanyikan lagu penyemangat kepada Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Tak lupa nyanyian berupa sindiran guna mengendurkan semangat pemain Timnas Malaysia turut dikumandangkan.
Namun, rivalitas semakin memanas tatkala waktu pertandingan sudah mendekati menit-menit akhir laga. Banyak drama di atas lapangan hijau yang membuat para suporter merasa geram. Ujungnya, kekesalan ini turut dilampiaskan kepada pendukung Timnas Malaysia yang hadir di SUGBK.
Lemparan benda tumpul sesekali terjadi dan mengarah diantara tribun kedua pendukung ini. Apalagi, kedua pendukung tak ada yang mengalah, imbasnya para suporter semakin menjadi-jadi dan emosinya memuncak.
Apalagi pasca Timnas Malaysia mampu membalikkan keadaan di menit krusial. Mohamadou Sumareh berhasil membobol gawang Andritany Ardhiyasa pada menit 90+7 dan mengubah skor menjadi 2-3.
Tentu gol ini begitu menyakitkan bagi suporter Garuda yang hadir. Terlebih, kala suporter Malaysia memberikan sindiran kepada Timnas Indonesia, yang akhirnya membuat suasana menjadi panas dan menegangkan.
Apalagi pasca beberapa oknum suporter Timnas Indonesia bersiap memberikan perhitungan di luar stadion. Sehingga, beberapa pendukung Malaysia tidak dapat berkutik dan meninggalkan SUGBK. Alhasil, pihak kepolisian langsung turun tangan untuk membubarkan kerumunan suporter Indonesia dan menghindari adanya bentrokan antara sesama pendukung.
Disisi lain, tampaknya memori buruk ini terbawa hingga ke Negeri Jiran. Kala skuat Garuda menjalani leg kedua pertandingan di Malaysia, para pendukung Indonesia yang hadir turut dirundung pendukung Malaysia di Stadion Bukit Jalil.
Lemparan berupa botol, besi, hingga suar (flare) terus dilayangkan oknum pendukung Timnas Malaysia. Hal ini tentunya membuat pendukung Indonesia tidak nyaman dan merasa geram atas tindakan ini.
Kemudian, para suporter Indonesia pun sempat tertahan hingga malam karena dikepung oleh suporter tuan rumah. Tak berhenti sampai di sana, ketika para suporter Indonesia sudah sampai di hotel, beberapa oknum suporter Malaysia menyambangi mereka dan berupaya melakukan kontak fisik. Alhasil, ada 27 suporter tuan rumah yang diamankan dan 14 pendukung Timnas Indonesia turut dibawa ke kantor kepolisian setempat.
Di luar rivalitas antara suporter yang begitu panas, Timnas Indonesia telah bertemu sebanyak 96 kali dengan Timnas Malaysia. Dari statistik yang ada, skuat Garuda memang lebih unggul, meski tipis.
Timnas Indonesia tercatat telah mengantongi 39 kemenangan dari 96 pertemuan, sementara Malaysia baru mengemas 97 kemenangan. Kemudian, 21 laga sisanya berakhir sama kuat. Jumlah pertemuan antara kedua tim ini bisa dibilang paling banyak diantar tim-tim di Asia Tenggara, sebab belum ada duel yang lebih banyak dibandingkan Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia di ASEAN.
Hanya saja, meski unggul dalam jumlah kemenangan, dari segi prestasi skuat Garuda memang tak bisa berkutik bila dibandingkan dengan Timnas Malaysia. Tercatat, Harimau Malaya telah mengemas satu trofi Piala AFF (2010) dan enam trofi SEA Games (1961, 1977, 1979, 1989, 2009, 2011).
Sementara, Timnas Indonesia belum pernah merasakan nikmatnya mengangkat trofi paling bergengsi di ASEAN itu dan hanya pernah dua kali meraih medali emas di ajang SEA Games (1987 dan 1991).
Disisi lain, bila berbicara di dalam ruang lingkup Piala AFF, Timnas Indonesia baru berhadapan sebanyak delapan kali kontra Timnas Malaysia. Dari delapan laga, kedua tim sama-sama mengemas empat kemenangan dan empat kekalahan.
Pertemuan pertama antara kedua tim terjadi di semifinal Piala Tiger 1996. Sukses keluar sebagai juara grup, Skuad Garuda langsung dibungkam Malaysia dengan skor 1-3 dalam laga semifinal yang berlangsung di Singapura.
Enam tahun berselang, Indonesia Kembali dihadapkan dengan Malaysia pada babak semifinal Piala AFF 2002. Kali ini, Skuad Garuda sukses mengalahkan Malaysia 1-0 berkat gol semata wayang dari Bambang Pamungkas.
Dua tahun berlalu, Timnas Indonesia kembali bertemu dengan Timnas Malaysia pada gelaran Piala AFF 2004. Waktu itu, skuat Garuda harus menerima kekalahan tipis 1-2. Kemudian, satu tahun berselang, Timnas Indonesia membalas kekalahan tersebut dengan mencukur Timnas Malaysia 4-1 di Piala AFF 2005.
Pada edisi Piala AFF 2010, Timnas Indonesia sejatinya memiliki kans juara yang begitu besar. Irfan Bachdim dan kolega mampu tampil memukau sejak babak grup bergulir. Timnas Indonesia mampu sapu bersih kemenangan kontra tim kuat seperti Thailand, Laos, dan Malaysia.
Bahkan, Timnas Indonesia yang berlaga di Grup A Piala AFF 2010 mampu menggilas Harimau Malaya 5-1 di SUGBK. Tentu kemenangan ini sangat menjanjikan bagi skuat Garuda untuk memboyong Piala AFF untuk pertama kalinya, terlebih pasca mengalahkan Filipina dengan agregat 2-0 di babak semifinal.
Hanya saja, pada partai final kontra Timnas Malaysia, skuat Garuda seperti kehilangan daya magisnya. Pada pertandingan leg pertama yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Timnas Indonesia harus menyerah 3-0. Padahal, pada babak grup, Timnas Indonesia sangat superior menguasai permainan.
Tak mau kalah, Timnas Indonesia mencoba bangkit di leg kedua yang dihelat di SUGBK. Namun, lagi-lagi permainan Timnas Indonesia sulit berkembang. Alhasil, meski dapat menang 2-1, Timnas Indonesia harus menerima kenyataan bahwa trofi Piala AFF 2010 harus diberikan kepada Harimau Malaya usai kalah agregat 4-2.
Usai kekalahan menyakitkan pada Piala AFF 2010, Timnas Indonesia kembali bertemu pada Piala AFF 2012. Kali ini, Indonesia lagi-lagi tak bisa berkutik. Timnas Indonesia harus puas dengan skor akhir 2-0 dan kekalahan atas Malaysia membuat skuat Garuda gagal lolos ke babak semifinal.
Usai sembilan tahun tak bersua di ajang Piala AFF. Kini Timnas Indonesia akan menjajal kembali kekuatan Timnas Malaysia dalam lanjutan pertandingan Grup B Piala AFF 2020.
Pertandingan ini menjadi penentu kedua tim untuk lolos ke babak berikutnya. Namun, kans Timnas Indonesia secara hitung-hitungan memang lebih besar. Evan Dimas dan kawan-kawan hanya perlu meraih hasil imbang. Sementara, Timnas Malaysia wajib menang bila ingin lolos ke babak semifinal.
Bila melihat peta kekuatan kedua tim, sejatinya materi pemain yang ada tidak jauh berbeda. Hanya, mentalitas yang menjadi kunci utama dalam pertandingan yang penuh rivalitas ini. Sebab, meski memiliki pemain hebat sekalipun tetapi tak memiliki mental yang kuat, maka lag aini akan menjadi pertandingan yang sulit.