Fasilitas tambahan berupa penggunaan batas portfolio maksimum saham-saham margin yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 3 (tiga) kali dari ekuitas (ratio kewajiban 65%) tanpa batasan waktu.
Konsekuensi Fasilitas Margin hanya apabila ratio kewajiban mencapai 75%, maka akan dilakukan forced-sell sesuai dengan ketentuan manajemen risiko IndoPremier.
Syarat dari Fasilitas Margin sesuai dengan Peraturan No. V.D.6 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 :
Fasilitas tambahan berupa penggunaan batas portfolio maksimum saham-saham margin yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 3 (tiga) kali dari ekuitas (ratio kewajiban 65%) tanpa batasan waktu.
Konsekuensi Fasilitas Margin hanya apabila ratio kewajiban mencapai 75%, maka akan dilakukan forced-sell sesuai dengan ketentuan manajemen risiko IndoPremier.
Syarat dari Fasilitas Margin sesuai dengan Peraturan No. V.D.6 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 :
Setelah Right Issue saham ANTM terus merosot turun.
Setelah Right Issue saham ANTM terus merosot turun.
Bareksa.com - Harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) terus menurun pasca right issue pada harga Rp371. (baca juga: Rights Issue ANTM Terserap 100%, Tapi Harga Saham ANTM Tersisa Rp356)
Hingga perdagangan jam 15:55 hari ini (Senin, 14 Desember 2015) saham ANTM berada di harga Rp287 per saham. Saham ANTM sudah menurun 2,7 persen dari harga pembukaannya Rp290 per saham. Sejak right issue sampai hari ini, harga saham ANTM sudah turun sekitar 25 persen.
Dilihat dari sisi transaksi saham, RHB OSK Securities (DR) secara net menjadi penjual terbanyak saham ANTM dengan nilai mencapai Rp671,1 juta. DR melepas saham ANTM pada harga rata-rata Rp286,9. Indo Premier Securities (PD) menjadi penjualan net terbanyak berikutnya senilai Rp465 juta dan dilepas pada rata-rata Rp288 per saham.
Cresit Suisse (CS) juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp421,5 juta dengan harga rata-rata Rp287,9 diikuti oleh CIMB Securities (YU) sebesar Rp294,1 juta dengan harga rata-rata Rp288 per saham.
Pembeli ternbanyak saham ANTM adalah Daewoo Securities (YP) dengan pembelian bersih sebesar Rp542 juta pada harga rata-rata Rp287 per saham, diikuti oleh Citi Group Indonesia (CG) dengan pembelian sebesar Rp384 juta pad harga rata-rata Rp288,1 per saham.
Pergerakan Saham ANTM Intraday
Grafik: Pergerakan Harga Saham ANTM
Riset CIMB menyebutkan pergerakan saham ANTM dipengaruhi oleh asumsi harga nikel pada 2015. Harga nikel yang rendah tahun ini membuat perusahaan-perusahaan tambang merugi.
"Kami memperkirakan dua per tiga dari produsen global mengalami margin negatif," dalam riset yang telah didistribusikan kepada nasabah tersebut.
CIMB memperkirakan harga nikel baru akan pulih pada semester kedua 2016 menjadi $5,5 per pound dari saat ini $4 per pound.
Pada kuartal III- 2015, ATNM mencatatkan kerugian Rp1,030 trilun karena merosotnya harga nikel dan juga lini bisnis lainnya.
Jakarta, CNBC Indonesia - Secara jangka panjang komoditas emas memang masih menggiurkan begitupun dengan saham-saham emiten produsennya. Namun, bagi investor yang belum mengoleksi saham emiten emas, perlu diketahui, saat ini bukan momentum yang tepat untuk membeli saham emas, berikut ulasannya.
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) telah turun berturut-turut sebanyak tiga kali, terakhir pada perdagangan hari Senin (6/2/2023) ANTM anjlok 2,58% ke level 2.270 setelah diperdagangkan sebanyak 10.943 kali.
Saat ini ANTM diperdagangkan di level PER yang cukup murah sebesar 15,57 kali, jika dibandingkan dengan saham rival nya yaitu Merdeka Copper Gold Tbk. yang diperdagangkan di PER sebesar 79,06 kali.
PER (Price To Earning Ratio) merupakan indikasi bahwa saham terkait mahal atau tidak jika dibandingkan dengan sesama emiten pada industrinya, perhitungan PER sendiri yaitu harga saham dibagi dengan laba bersih per lembar. Semakin besar PER semakin mahal dan sebaliknya, semakin kecil PER dianggap semakin murah.
Dari segi valuasi PER, posisi emiten milik BUMN memang cukup murah. Namun, investor perlu berhati-hati karena momentum saat ini kurang tepat untuk mengoleksi emiten produsen emas ini.
Secara teknikal, meskipun ANTM secara jangka panjang masih dalam tren bullsih, yang tercermin dari harga ANTM yang masih berada di atas indikator Moving Average periode 150 days. Namun, untuk menghasilkan cuan dalam jangka pendek saham ANTM masih berisiko.
Dikarenakan harga ANTM saat ini berada tepat di bawah Moving Average periode 9 hari, hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek ANTM mulai memasuki tren penurunan atau tren koreksi terlebih dahulu.
Penurunan kali ini pun didukung oleh indikator Relative Strength Index, yang mulai melaju turun dari area jenuh beli ke area 57 poin.
RSI ini merupakan indikator yang menujukan bahwa pergerakan suatu saham sudah mulai memasuki jenuh jual atau jenuh beli. Jika RSI berada di atas level 70 menujukan bahwa harga saham berada di area jenuh beli sehingga memungkinkan saham tersebut turun, dan jika RSI berada di bawah area 30, hal itu mencerminkan bahwa saham tersebut pada posisi jenuh jual.
Didukung beberapa indikator teknikal tersebut, harga saham ANTM dalam jangka pendek masih akan terkoreksi ke level support nya di range 2000 - 2100. Sehingga investor dianjurkan untuk wait and see terlebih dahulu jika ingin berdagang di saham emiten emas ini.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
EMAS 1.517.000 0 0,00%
USD/IDR 15.999 -70,00 -0,44%
IDX 7.325 -69,45 -0,94%
KOMPAS100 1.108 -12,29 -1,10%
LQ45 866 -9,18 -1,05%
ISSI 225 -1,80 -0,79%
IDX30 443 -4,72 -1,05%
IDXHIDIV20 533 -5,21 -0,97%
IDX80 126 -1,29 -1,01%
IDXV30 131 -0,17 -0,13%
IDXQ30 147 -1,21 -0,81%
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,95% atau 67,28 poin menuju 7.046,99 pada Senin (2/12/2024). Sepanjang hari perdagangan, IHSG dibuka pada level 7.117,75 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 7.153,03.
Tercatat, sebanyak 238 saham menguat, 392 saham menurun, dan 315 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.925 triliun, turun dari perdagangan akhir pekan lalu yang masih bertengger di Rp12.033 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) masih menghijau dengan kenaikan 0,28% ke Rp9.025 per saham. selanjutnya ada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang naik 11,06% ke Rp2.310.
Adapun saham berkapitalisasi besar yang menurun dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan koreksi 2,50% ke level Rp9.750 per saham.
Kemudian ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang melemah 2,44% ke Rp6.000, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 1,88% menuju Rp4.170, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terkoreksi 1,11% ke Rp2.680.
Sementara itu, penurunan IHSG dibebani oleh pelemahan indeks saham konsumer siklikal atau IDXCYCLIC yang melemah 2,69% menuju 822,77. Penurunan ini diikuti indeks sektor finansial dengan penurunan sebesar 1,37% menjadi 1.436,07.
Tim Riset MNC Sekuritas mengatakan IHSG terkoreksi 0,95% ke 7.046 masih didominasi oleh volume penjualan.
"Pada skenario hitam, kami perkirakan posisi IHSG sedang berada di akhir wave [v] dari wave A dari wave (2), sehingga koreksi IHSG diperkirakan masih rawan berlanjut ke area 6,998-7,039," tulis MNC Sekuritas dalam riset harian, Selasa (3/12/2024).
ICBP - Buy on Weakness
ICBP terkoreksi 0,42% ke 11,850 disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama masih mampu berada di atas 11,650 sebagai stoplossnya, maka posisinya saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [i] dari wave 3.
Buy on Weakness: 11,725-11,850
Target Price: 12,125, 12,600
Stoploss: below 11,650
TINS - Buy on Weakness
TINS terkoreksi 7,11% ke 1,045 disertai dengan munculnya tekanan jual. Kami perkirakan, posisi TINS saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga pergerakan TINS masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 920-1,025
Target Price: 1,170, 1,325
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}
MIDI - Buy on Weakness
MIDI terkoreksi 0,97% ke 410 dan masih didominasi oleh volume penjualan. Kami perkirakan, posisi MIDI sedang berada di akhir wave c dari wave (ii), sehingga MIDI masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 400-406
Target Price: 420, 440
Berikut sejumlah saham yang direkomendasikan untuk hari ini:
ANTM terkoreksi 1,40% ke 1,410 namun disertai oleh volume pembelian. Selama ANTM masih mampu berada di atas 1,395 sebagai stoplossnya, maka posisi ANTM saat ini diperkirakan sudah menyelesaikan wave (b) dari wave [b] dan berpeluang menguat membentuk wave (c) dari wave [b].
Spec Buy: 1,400-1,410
Target Price: 1,470, 1,575
Stoploss: below 1,385